laporan praktikum ilmu pangan dasar
pemilihan telur dan hasil olah berdasarkan standar mutu bahan telur
“telur ayam KAMPUNG”
Oleh:
GOLONGAN 3
KELAS 1 A
1. MOnica syamilla vanny (nim : 132110125)
2. reno yunanda (nim :132110132)
3. viny dwi ANDRIANTI (nim:132110143)

kementerian kesehatan
jurusan gizi poltekkes padang
2013
Laporan praktikum ilmu pangan dasar
Judul Praktikum : Pemilihan telur dan hasil olah berdasarkan standar mutu bahan telur
Topik Praktikum : Telur Ayam Kampung
Praktek ke / Gol : 11 (sebelas) / 3
Hari/Tanggal : Selasa/26 November 2013
Tujuan Praktikum : Diharapkan Mahasiswa
1. Mampu menentukan persamaan dan perbedaan jenis telur berdasarkan ciri-ciri yang ada.
2. Mampu menentukan persamaan dan perbedaan hasil olah telur berdasarkan ciri-ciri yang ada.
3. Mampu menentukan mutu telur dan hasil olahnya.
Tinjauan Pustaka : Telur adalah zigot yang dihasilkan oleh aves dan reptilia melalui fertilisasisel telur dan berfungsi memelihara dan menjaga embrio. Telur-telur reptilia dan burung diselimuti kerak pelindung, yang memiliki lubang yang sangat kecil agar hewan
yang belum lahir tersebut dapat bernapas. Telur adalah suatu bentuk
tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, lemek, vitamin, dan
mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selain
itu, telur kerabangnya juga berfungsi sebagai pelindung embrio.
Telur
merupakan sumber protein, lemak, mineral, dan vitamin yang baik bagi
tubuh. Nilai gizi telur sangat lengkap, telur merupakan sumber protein
yang baik, kadar protein telur sekitar 14%. Selain itu telur juga
mengandung vitamin B kompleks, serta vitamin A dan D (dalam kuning
telur). Satu butir telur berukuran sedangkan memberikan energi sekitar
80 kkal.
Struktur
telur secara umum terbagi tiga bagian yaitu, kerabang, putih telur dan
kuning telur, dan masing-masing kadar 11%, 57%, dan 32%. Kandungan zat
gizi atau komposisi kimia sebutir telur utuh adalah air 65%, protein
11,8%, lemak 11%, karbohidrat 0,1%, dan mineral 11.6% . Sedangkan
komposisi kimia telur jika tanpa kerabang adalah air 73%, protein 12,7%,
lemak 13,3%, dan karbohidrat 1%.
Kualitas
telur ditentukan oleh eksterior dan interior. Kualitas eksterior telur
ditentukan antara lain oleh ukuran, kebersihan serta keutuhan kerabang
telur. Sedangkan kualitas interior antara lain ditentukan oleh faktor
ruang udara di dalam telur, kuning telur, putih telur serta warna kuning
telur.
Secara
keseluruhan kualitas sebutir telur bergantung pada kuantitas isi telur
dan kulit telur, selain itu juga berat telur mempengaruhi pula
kuantitasnya. Kualitas isi telur ( Interior ) : untuk menentukan
kualitas isi telur dapat dilihat dari bagian dalam telur. Seperti rongga
udara, kuning telur, putih telur, dan chalaza.
Rongga
udara telur yang masih segar memiliki rongga udara yang lebih kecil.
Berikut merupakan pembagian kualitas telur melalui kedalaman rongga
udara :
1. kualitas AA memiliki ke dalaman rongga udara sebesar 0,3cm
2. kualitas A memiliki ke dalaman rongga udara sebesar 0,5cm
3. kualitas B memiliki ke dalaman rongga udara lebih dari 0,5cm
Kuning telur,
telur yang segar memiliki kuning telur yang tidak cacat, bersih dan
tidak terdapat pembuluh darah. selain itu di dalam kuning telur tidak
terdapat bercak maupun potongan daging. Abnormalitas kuning telur
seperti doble yolk egg atau kuning telur ganda dapat diakibatkan pada
stressnya ayam akibat faktor luar maupun penyakit pada ayam.
Kualitas
luar telur ( Exterior ) : kualitas telur sebelah luar dapat dilihat
dari beberapa parameter yang dapat menjadi dasar acuan, antara lain:
1. kebersihan kulit telur.
2. kondisi kulit telur.
3. warna kulit.
4. bentuk telur.
5. berat telur.
Penentuan mutu telur :
menurut U.S. Egg Grading Manual dan Standar Nasional Indonesia
Kualitas AA (Mutu 1)
Kondisi telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman kantung udara tidak boleh lebih dari 3,2 mm (SNI : < 0,5 cm). Putih telur harus bersih, kental dan stabil, dengan konsistensi seperti gelatin, Ketika diteropong, kuning telur tidak bergerak-gerak, berbentuk bulat, terletak deitengah telur, kuning telur dan bersih dari bercak darah atau noda apapun. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika di teropong tidak terlihat jelas.
menurut U.S. Egg Grading Manual dan Standar Nasional Indonesia
Kualitas AA (Mutu 1)
Kondisi telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman kantung udara tidak boleh lebih dari 3,2 mm (SNI : < 0,5 cm). Putih telur harus bersih, kental dan stabil, dengan konsistensi seperti gelatin, Ketika diteropong, kuning telur tidak bergerak-gerak, berbentuk bulat, terletak deitengah telur, kuning telur dan bersih dari bercak darah atau noda apapun. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika di teropong tidak terlihat jelas.
Kualitas A (Mutu 2)
Cangkang telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman rongga udara tidak boleh lebih dari 4,8 mm (SNI : 0,5-0,9 cm). Putih telur harus bersih, dan kental. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika diteropong mulai terlihat agak jelas. Kuning telur berbentuk bulat, posisinya di tengah, harus bersih, dan tidak ada bercak atau noda.
Kualitas B (Mutu 3)
Cangkang bersih, tidak boleh retak, agak kasar, dan mungkin bentuknya abnormal. Kantung udara lebih dari 1,6 mm
(SNI : > 1 cm). Putih telur encer, sehingga kuning telur bebas bergerak saat diteropong. Ada noda sedikit, tetapi tidak boleh ada benda asing lainnya dan bagian kuning belum tercampur dengan putih. Kuning telur terlihat gepeng (pipih) bentuknya, agak melebar, bintik atau noda darah mungkin ada, tetapi diameternya tidak boleh lebih dari 3,2 mm.
Cangkang telur bersih, halus, licin, tidak retak, dan bentuknya normal. Kedalaman rongga udara tidak boleh lebih dari 4,8 mm (SNI : 0,5-0,9 cm). Putih telur harus bersih, dan kental. Bayangan batas-batas kuning dan putih telur ketika diteropong mulai terlihat agak jelas. Kuning telur berbentuk bulat, posisinya di tengah, harus bersih, dan tidak ada bercak atau noda.
Kualitas B (Mutu 3)
Cangkang bersih, tidak boleh retak, agak kasar, dan mungkin bentuknya abnormal. Kantung udara lebih dari 1,6 mm
(SNI : > 1 cm). Putih telur encer, sehingga kuning telur bebas bergerak saat diteropong. Ada noda sedikit, tetapi tidak boleh ada benda asing lainnya dan bagian kuning belum tercampur dengan putih. Kuning telur terlihat gepeng (pipih) bentuknya, agak melebar, bintik atau noda darah mungkin ada, tetapi diameternya tidak boleh lebih dari 3,2 mm.
Bahan : Telur Ayam Ras Telur Itik
Telur Angsa Telur Asn
Telur Ayam Kampung Telur Puyuh
Telur Penyu
Alat : jangka sorong, cawan
Prosedur Praktikum : 1. Catat warna, kehalusan, kebersihan kulit dan timbang berat telur.
2. Ukur diameter dan panjang telur dengan jangka sorong.
3. Amati Struktur Fisik
Telur
timbang dan pecahkan di atas cawan. Amati kondisi putih telur, tebal
dan kuning telur (kebersihan), kejernihan, warna dan ketegaran secara
subjektif dan gambarkan seluruh isi telur tersebut.
4. Pisahkan putih dengan kuning telur dan timbang masing-masing beratnya dan hitung persentasenya terhadap berat utuh.
5. Ukur tinggi dan diameter kuning telur. Hitung indeks kuning telur dan nilai Z dengan rumus :


6. Ukur pula tinggi dan diameter putih telur tebal. Hitung indeks putih telur serta Unit Hough dengan rumus :


Dimana : h = tinggi putih telur tebal
W = berat telur utuh (gram)
G = 32
Telur segar mempunyai indeks kuning telur 0,33 - 0,50 ,
indeks putih telur 0,05 – 0,174 dan Unit Hough 75 - 100
7. Ketebalan Kulit Telur
Ukur
tebal kulit telur dengan jangka sorong. Ketebalan kulit telur <0 dianggap="" mm="" span="" terlalu="" tipis.="">0>
8. Buat laporan dengan format seperti pada lampiran.
Hasil Praktikum :
No
|
Nama Bahan
|
Warna
|
Kehalusan
|
Kebersihan Kulit
|
Berat
|
Kondisi Putih Telur
|
Tebal Putih Telur (mm)
| ||
Kuning (gr)
|
Putih (gr)
|
Utuh (gr)
| |||||||
1.
|
Telur Ayam Ras
|
Coklat keorangean
|
Agak halus
|
Bersih
|
20
|
40
|
60
|
Bersih
|
0,75
|
2.
|
Telur Angsa
|
Putih kekuningan
|
Agak kasar
|
Agak kasar
|
65
|
40
|
110
|
Bersih
|
1,16
|
3.
|
Telur Ayam Kampung
|
Putih krem
|
Agak kasar
|
Bersih
|
15
|
20
|
50
|
Bersih
|
0,3
|
4.
|
Telur Penyu
|
Putih kemerahan
|
Halus dan lunak
|
Bersih
|
6
|
15
|
30
|
Tidak jernih dan banyak minyak
|
0,43
|
5.
|
Telur Itik
|
Hijau kebiruan
|
Halus
|
Tidak bersih
|
30
|
29
|
60
|
Bersih
|
0,67
|
6.
|
Telur Asin
|
Hijau kebiruan
|
Halus
|
Bersih
|
30
|
40
|
70
|
Bersih
|
5,57
|
7.
|
Telur Puyuh
|
Putih bintik-bintik hitam
|
kurang halus
|
Bersih
|
10
|
10
|
20
|
Bersih
|
0,36
|
No.
|
Nama Bahan
|
Kebersihan Kuning Telur
|
Kejernihan
|
Warna
|
Ketegaran
|
Tinggi Kuning Telur
|
Diameter Kuning Telur
|
Tinggi Putih Telur
|
1.
|
Telur Ayam Ras
|
A
|
A
|
Kuning
|
A
|
1,3mm
|
4 mm
|
1,6 mm
|
2.
|
Telur Angsa
|
B
|
B
|
Putih
|
A
|
0,8 mm
|
5 mm
|
1,1 mm
|
3.
|
Telur Ayam Kampung
|
AA
|
AA
|
Putih
|
AA
|
0,6 mm
|
4 mm
|
0,3 mm
|
4.
|
Telur Penyu
|
AA
|
B
|
Putih kemerahan
|
B
|
3 mm
|
0,43 mm
| |
5.
|
Telur Itik
|
A
|
B
|
Putih kehijauan
|
AA
|
6,4 mm
|
0,7 mm
| |
6.
|
Telur Asin
|
AA
|
A
|
Hijau kebiruan
|
AA
|
3,1
|
1,28 mm
| |
7.
|
Telur Puyuh
|
AA
|
A
|
Kuning cerah
|
A
|
2,2 mm
|
0,4 mm
|
Kriteria Penentuan Kualitas Telur
NO.
|
Bagian Telur
|
Kualitas Telur
| ||
AA
|
A
|
B
| ||
1.
|
Kulit Telur
|
-Bersih
-Tidak retak
-Bentuk Normal
|
-Bersih
-Tidak Retak
-Bentuk Normal
|
-Terang,ada sedikit noda
-Tidak Retak
-Bentuk Kadang Tidak Normal
|
2.
|
Ruang Udara
|
0,3 cm atau lebih kecil
|
0,5 cm atau lebih kecil
|
Lebih 0,5 cm
|
3.
|
Putih Telur
|
-Jernih
-Pekat
|
-Jernih
-Agak pekat
|
-Jernih
-Encer
|
4.
|
Kuning Telur
|
-Letak terpusat baik
-Kuning jernih
-Bebas noda
|
-Letak terpusat baik
-Kuning jernih
-Kadang ada sedikit noda
|
-Letak tidak terpusat baik
-Kurang jernih
-Kadang ada noda
|
No.
|
Nama Telur
|
Gambar telur utuh
|
Gambar isi telur
|
1.
|
Telur Ayam Ras
| ![]() | ![]() |
2.
|
Telur Angsa
| ![]() | ![]() |
3.
|
Telur Ayam Kampung
| ![]() | ![]() |
4.
|
Telur Penyu
| ![]() | ![]() |
5.
|
Telur Itik
| ![]() | ![]() |
6.
|
Telur Asin
| ![]() | ![]() |
7.
|
Telur Puyuh
| ![]() | ![]() |
No.
|
Nama Bahan
|
Diameter Putih Telur
|
Ketebalan Kulit Telur
|
1.
|
Telur Ayam Kampung
|
5,3 mm
|
0,05 mm
|
Pembahasan : Kualitas
telur ditentukan oleh eksterior dan interior. Kualitas eksterior telur
ditentukan antara lain oleh ukuran, kebersihan serta keutuhan kerabang
telur. Sedangkan kualitas interior antara lain ditentukan oleh faktor
ruang udara di dalam telur, kuning telur, putih telur serta warna kuning
telur.
Berikut
merupakan pembagian kualitas telur melalui kedalaman rongga udara :
kualitas AA memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,3cm, kualitas A
memiliki kedalaman rongga udara sebesar 0,5cm dan kualitas B memiliki
kedalaman rongga udara lebih dari 0,5cm.
Kesimpulan : Kualitas telur adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang menentukan baik kualitas internal dan eksternal. Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit, tekstur dan bentuk telur, sedangkan kualitas internal mengacu pada putih telur (albumen) kebersihan dan viskositas, ukuran sel udara, bentuk kuning telur dan kekuatan kuning telur.
Komposisi Fisik Telur
a) Struktur telur
Struktur telur secara terperinci dapat dibagi menjadi :
1)
Kerabang telur dengan permukaan agak berbintik-bintik. Kerabang telur
merupakan pembungkus telur yang paling tebal, bersifat keras dan kaku.
Pada kerabang terdapat pori-pori yang berfungsi untuk pertukaran gas.
Pada permukaan luar kerabang terdapat lapisan kutikula, yang merupakan
pembungkus telur paling luar.
2)
Selaput kerabang luar dan dalam. Selaput kerabang dalam lebih tipis
dari selaput kerabang luar dan keduanya mempunyai ketebalan 0,01 – 0,02
mm. Pada ujung telur yang tumpul, kedua selaput terpisah dan membentuk
rongga.
3)
Albumen (putih telur) terdiri dari 4 lapisan, paling dalam lapisan
tipis dan encer atau lapisan chalaziferous (lapisan 4), lapisan ini
berhubungan langsung dengan selaput vitelina; lapisan luar yang tipis
dan encer (lapisan 3) yang mengelilingi lapisan kental (lapisan 2).
Paling luar adalah lapisan tipis dan encer (lapisan 1).
4)
Struktur keruh berserat yang terdapat pada kedua ujung kuning telur
yang disebut khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur.
5)
Kuning telur yang terdiri dari latebra, diskus terminalis,
cincin/lingkaran konsentris dengan warna gelap dan terang, dan
dikelilingi oleh selaput vitelina.
b) Yolk (kuning telur)
Yolk menyusun 30 – 33% berat telur. Yolk
berbentuk hampir bulat, berwarna kuning sampai jingga tua dan terletak
di pusat telur. Bahan yang memberi warna yolk adalah xanthofil, suatu
pigmen carotenoid yang diturunkan dari pakan. Yolk terdiri dari
latebra, germinal disc (blastoderm = bintik pusat), lapisan konsentris
terang dan gelap, vitellin membrane (membran vitelin) yang membungkus
yolk, bersifat halus, elastis dan berkilau.
Pada
telur infertil, germinal disc tampak sebagai spot (bintik kecil) bentuk
tak teratur, berwarna pucat dan terletak pada permukaan yolk.
Tabel 8. Persentase komponen penyusun yolk
Komponen yolk Berat (gram) Berat (%)
Keseluruhan 18,70 100,00
Air 9,10 48,70
Bahan padat 9,60 51,30
1. Bahan organik 9,40 50,20
a. protein 3,10 16,60
b. lipida 6,10 23,60
c. karbohidrat 0,20 1,00
2. Bahan anorganik 0,20 1,10
Sumber : Romanoff dan Romanoff, 1963.
c) Albumen
Albumen menyusun kira-kira 60% dari berat telur total. Albumen terdiri dari 4 fraksi : lapisan chalaziferous (lapisan kental dalam), lapisan kental encer dalam (inner thin layer), lapisan kental luar (firm gel-like layer) dan lapisan encer luar (outer thin layer). Albumen biasanya berwarna sedikit kehijauan yang disebabkan oleh riboflavin (vitamin B2).
Albumen tersusun atas sebagian besar air. Komponen utama bahan organik dalam albumen adalah protein. Komponen lain yaitu karbohidrat dan mineral, sedangkan lipida sangat sedikit bahkan dapat dianggap tidak ada.
d) Shell Membrane (Membrane Kulit Telur)
Membrane
kulit telur terdiri dari dua lapisan, yaitu membrane kulit telur dalam
dan membrane kulit telur luar yang masing-masing tersusun oleh 2 atau 3
lapis anyaman serabut protein yang tidak teratur. Serabut-serabut
tersebut disatukan oleh suatu bahan albuminous cementing untuk
membentuk membran tipis, kuat, melekat erat dan bersama-sama membatasi
cangkang di sebelah dalam dan melekat erat padanya. Membran dalam lebih
tipis daripada membrane luar. Tebal keseluruhan 0,01 – 0,02 mm. Kedua
membran merupakan barisan pertahanan terhadap masuknya mikroorganisme,
tetapi ini bukan berarti tidak dapat dilewati mikroorganisme atau gas.
Hal ini disebabkan oleh adanya pori-pori yang halus. Lewatnya gas-gas
dan cairan melalui membrane terutama terjadi karena osmose dan difusi.
Menbran tampak berwarna putih seperti kapur, tetapi ada beberapa yang
agak pink (jambon) karena adanya pigmen poryphyrin dalam jumlah yang
sngat kecil.
e) Shell (cangkang)
Cangkang
merupakan lapisan berkapur (calcareous) yang menyusun 9 – 12 % berat
telur total. Cangkang terdiri dari bahan organik yang berupa kerangka
dari serabut-serabut yang teranyam halus dan granula-granula serta
substansi interstitial yang tersusun dari campuran garam-garam organik.
Cangkang tersusun kira-kira 94% kalsium karbonat, 1% magnesium
karbonat, 1% kalsium fosfat dan 4% bahan organik terutama protein.
f) Bentuk telur
Berdasarkan bentuknya telur dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu :
1. Biconical, adalah telur yang kedua ujungnya runcing seperti kerucut.
2. Conical, adalah yang salah satu ujungnya runcing seperti kerucut.
3. Elliptical, adalah bentuk telur yang menyerupai elip.
4. Oval, adalah bentuk telur yang menyerupai oval, dan ini merupakan bentuk yang paling baik.
5. Spherical, adalah bentuk telur yang hampir bulat.
Faktor
yang mempengaruhi bentuk telur yaitu : genetik dan umur induk. Induk
yang baru mulai bertelur bentuk telur yang dihasilakn cenderung runcing,
memanjang; sedangkan induk yang semakin tua menghasilkan telur yang
semakin ke arah bulat bentuknya.
g) Berat telur
Telur berdasarkan beratnya, dibagi menjadi kelompok, yaitu :
No. Kelompok Berat per butir (gram)
1. Jumbo Lebih dari 65
2. Extra large 60 – 65
3. Large 55 – 60
4. Medium 50 – 55
5. Small 45 – 50
6. Peewee kurang dari 45
Daftar Pustaka :
Muchtadi,Tien.2010.Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Alfabeta:Bogor
K.R Buckle. 2010. Ilmu Pangan Dasar
Tidak ada komentar :
Posting Komentar